Tuesday 31 May 2011

Alergi Susu

Pendahuluan
Hampir semua bayi kadang-kadang rewel. Namun demikian, sebagian bayi sangat rewel karena mereka alergi protein susu sapi, yang merupakan bahan dasar sebagian besar susu formula bayi yang dijual di pasaran.

Orang umur berapa pun bisa mengalami alergi susu, tapi alergi susu lazim terjadi pada bayi (sekitar 2% sampai 3% bayi mengalami alergi susu) meskipun kebanyakan bayi mampu mengatasinya. Kalau Anda menduga anak Anda mengalami alergi susu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa dan mendapatkan alternatif pengganti susu formula dan produk susu.

Alergi susu terjadi kalau sistem kekebalan menganggap protein susu sebagai sesuatu yang harus dilawan tubuh. Hal ini menimbulkan reaksi alergi, yang dapat menyebabkan bayi rewel dan gelisah dan menyebabkan gangguan lambung serta gejala lainnya. Kebanyakan anak yang alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kambing dan susu domba, dan sebagian anak juga alergi terhadap protein pada susu kedelai.

Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) berisiko lebih kecil mengalami alergi susu dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Tapi para peneliti belum benar-benar memahami mengapa sebagian bayi mengalami alergi susu dan sebagian lagi tidak, walaupun mereka yakin bahwa kebanyakan kasus alergi susu disebabkan faktor keturunan.

Biasanya, alergi susu hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 3 hingga 5 tahun, tapi sebagian anak tidak pernah mampu menanggulanginya.

Alergi susu tidak sama dengan intoleransi laktosa (gula susu), yaitu ketidakmampuan mencerna gula susu, yang jarang terjadi pada bayi dan lebih lazim terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Gejala Alergi Susu
Gejala alergi protein susu sapi umumnya terlihat dalam beberapa bulan pertama umur bayi. Seorang bayi bisa mengalami gejala alergi dengan segera setelah minum susu (reaksi cepat), atau gejala tersebut baru muncul setelah 7 sampai 10 hari setelah minum susu sapi (reaksi lambat).

Reaksi lambat lebih sering terjadi. Gejala alergi bisa meliputi mencret (kadang berdarah), muntah, mual, tidak mau makan, iritabilitas atau nyeri perut, dan ruam pada kulit. Reaksi seperti ini lebih sulit didiagnosis karena gejala yang sama bisa terjadi pada kondisi kesehatan lainnya. Kebanyakan anak mampu menanggulangi alergi seperti ini setelah berusia 2 tahun.

Reaksi cepat terjadi tiba-tiba dengan gejala yang meliputi nyeri perut, muntah, mengi, bengkak, ruam urtikaria, benjolan gatal lainnya pada kulit, dan diare berdarah. Pada kasus yang langka, reaksi alergi yang sangat parah (anafilaksis) bisa terjadi dan mempengaruhi kulit, perut, pernapasan, dan tekanan darah bayi. Anafilaksis lebih sering terjadi pada alergi makanan lainnya daripada alergi susu.

Diagnosis Alergi Susu
Kalau Anda menduga bayi Anda alergi susu, segera hubungi dokter. Dokter akan menanyakan riwayat alergi keluarga atau intoleransi makanan keluarga Anda dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Tidak ada satu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mendiagnosis dengan tepat kasus alergi susu, sehingga dokter Anda mungkin menganjurkan beberapa kali pengujian untuk membuat diagnosis dan mengesampingkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Selain pemeriksaan tinja dan darah, dokter mungkin meminta pemeriksaan kulit, di mana sejumlah kecil protein susu dimasukkan ke bawah permukaan kulit anak menggunakan jarum. Bila muncul bercak menonjol yang disebut lesi urtikaria, anak tersebut mungkin mengalami alergi susu.

Dokter bisa juga meminta penghentian pemberian susu sapi sementara (oral challenge test). Setelah Anda menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi Anda selama sekitar satu minggu, dokter kemudian meminta Anda kembali memberikan susu sapi, lalu menunggu selama beberapa jam untuk mengamati kemungkinan reaksi alergi. Dokter kadang-kadang mengulangi pemeriksaan ini untuk memastikan diagnosisnya.

Penanggulangan Alergi Susu
Kalau bayi Anda mengalami alergi susu, dan bayi Anda diberi ASI, Anda harus mengurangi konsumsi produk yang terbuat dari susu karena protein susu yang menyebabkan reaksi alergi bisa masuk ke susu Anda. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mencari alternatif sumber kalsium dan gizi penting lainnya untuk menggantikan gizi yang Anda peroleh dari produk susu.

Semua produsen makanan harus menyatakan dengan jelas pada label kemasan makanan yang dibuatnya apakah makanan tersebut mengandung susu atau produk berbahan dasar susu, yang ditampilkan pada atau dekat daftar bahan di kemasan makanan tersebut. Ketentuan ini berlaku hanya pada makanan yang dikemas mulai tahun 2006, sehingga sebagian makanan yang dikemas sebelum itu mungkin tidak menampilkan informasi mengenai alergen makanan.

Kalau Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula berbahan dasar protein kedelai. Kalau bayi Anda tidak toleran kedelai, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula hipoalergen, yaitu susu di mana proteinnya terurai menjadi partikel-partikel sehingga susu formula ini lebih kecil kemungkinannya menimbulkan reaksi alergi.

Secara umum, ada dua jenis susu formula hipoalergen yang tersedia di pasar:

1. Susu formula hidrolisis ekstensif, yaitu susu formula yang mengandung protein susu yang terurai menjadi partikel-partikel kecil sehingga kurang alergenik daripada protein utuh pada susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang mengalami alergi susu toleran terhadap susu formula ini, tapi pada sebagian kasus, susu formula ini masih menimbulkan reaksi alergi.

2. Susu formula bayi berbahan dasar asam amino, yaitu susu formula yang mengandung protein dalam bentuk paling sederhana (asam amino merupakan bahan pembentuk protein). Susu formula ini mungkin dianjurkan kalau kondisi bayi Anda tidak membaik meskipun telah beralih ke susu formula hidrolisis.

Susu Formula yang Tidak Aman
Susu formula "hidrolisis parsial" juga tersedia di pasaran tapi tidak dianggap benar-benar hipoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi yang signifikan.

Susu formula yang tersedia di pasar sekarang sudah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (United States Food and Drug Administration, FDA) dan dibuat melalui proses yang sangat khusus yang tidak dapat ditiru di rumah. Susu kambing, susu beras, atau susu almon tidak aman dan tidak dianjurkan untuk bayi.

Berganti Susu Formula
Setelah Anda mengganti susu formula untuk bayi Anda dengan susu formula hipoalergen, gejala alergi akan hilang dalam 2 hingga 4 minggu. Dokter Anda mungkin menganjurkan Anda terus menggunakan susu formula hipoalergen sampai bayi Anda berumur setahun, dan setelah itu secara bertahap makanannya diberi susu sapi.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://kidshealth.org/parent/medical/allergies/milk_allergy.html

Monday 30 May 2011

Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Kambing, Domba, dan Kerbau

Unsur Satuan Sapi Kambing Domba Kerbau
Protein Gram 3,2 3,1 5,4 4,5
Lemak Gram 3,9 3,5 6,0 8,0
Karbohidrat Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Energi Kkal 66 60 95 110
Gula Susu (Laktosa) Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Asam Lemak Jenuh Gram 2,4 2,3 3,8 4,2
Asam Lemak Tunggal Tak Jenuh Gram 1,1 0,8 1,5 1,7
Asam Lemak Ganda Tak Jenuh Gram 0,1 0,1 0,3 0,2
Kolesterol Miligram 14 10 11 8
Kalsium SI 120 100 170 195

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.buffalomilk.co.uk/id20.htm
http://www.bufaladivermont.com/aboutus.html

Friday 27 May 2011

Jenis Kerbau dan Cara Pemeliharaannya 1

Jenis kerbau yang diuraikan di sini adalah subspesies kerbau sungai saja yang ditampilkan menurut abjad. Nama galur kerbau ini didasarkan pada nama yang diberikan pada Mason (1996). A World Dictionary of Livestock Breeds (Kamus Galur Ternak Dunia), Types and Varieties (Jenis dan Varietas), Edisi Keempat. Wallington, UK. Jumlah populasi kerbau merupakan data populasi tahun 1999-2004 dari berbagai sumber.

Karena naskah sumbernya cukup panjang, agar lebih mudah membacanya, tulisan mengenai jenis kerbau dan cara pemeliharaannya ini akan ditampilkan dalam beberapa tulisan.

1. Kerbau Anatolia
Kerbau Anatolia telah dipelihara di Turki selama ratusan tahun dan dibawa dari India pada abad ketujuh sejalan dengan penyebaran agama Islam.

Jumlah populasi: 110.000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, bulu panjang, dengan panjang ekor yang bervariasi dan rambut di ujung ekornya biasanya berwarna putih. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 138 cm, bobot badan 200-500 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 138 cm, bobot badan 200-500 kg.

Distribusi: Banyak terdapat di kawasan Laut Hitam, sebelah utara Anatolia Tengah, Thrace, Hatay, Mus, Kars, Dyarbakir, Afyon, dan Sivas.

Pemeliharaan: Di peternakan kerbau perah, perkandangan berbeda antar daerah. Kalau padang penggembalaan tersedia, tiga hingga lima ekor kerbau yang dimiliki keluarga petani dibawa ke padang penggembalaan dan dibiarkan merumput bersama kerbau-kerbau milik penduduk desa lainnya. Perkawinan dan kelahiran terjadi di padang rumput.

Biasanya di lantai bawah setiap rumah terdapat kandang tempat kerbau berlindung di musim dingin. Kandang ini tidak berjendela dan pintunya ditutup rapat. Kerbau muda tidak pernah dibawa keluar pada musim dingin karena cuaca yang sangat dingin.

Kerbau disembelih bersama dengan sapi. Pemerahan susu dilakukan dengan tangan kecuali di dua pusat penelitian yang sudah ada. Bobot rata-rata kerbau saat disembelih 300-350 kg setelah berumur 18-20 bulan. Hasil karkas kerbau Anatolia 53-55 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 400 g/hari.

Kinerja susu:
Lama laktasi 220-270 hari
Hasil susu 700-1000 kg
Lemak susu 6,6-8,1 persen
Protein susu 4,2-4,6 persen

Produk: keju agak keras yang dinamakan "peyaz peyneri" terbuat dari susu kerbau. Ayran adalah minuman campuran air dengan yoghurt kerbau. Kerbau dipelihara untuk diperah susunya sebagai sumber pendapatan yang tidak memerlukan biaya di daerah yang memiliki sumber pakan alami. Harga susu kerbau sedikit lebih mahal dibandingkan dengan harga susu sapi. Daging yang dihasilkan semuanya dijadikan sosis. Harga daging kerbau 10 persen lebih murah daripada harga daging sapi.
Sumber: Sekerden dkk., 1996a-b; Sekerden dkk., 2000, Borghese, 2005.

2. Kerbau Azeri atau Kerbau Kaukasia
Kerbau ini berasal dari lembah Indus (kerbau India). Kerbau ini sudah dipelihara di Lorestan (Iran) pada abad 9 SM terbukti dengan ditemukannya enam ukiran kepala kerbau pada tongkat perunggu dari masa ini.

Jumlah populasi: 600.000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, tanduk pendek mengarah ke belakang. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 137 cm, dan berat badan 400-600 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 133 cm, dan berat badan 400-600 kg.

Distribusi: Di Iran, kerbau Azeri atau kerbau Kaukasia terdapat di Azerbaijan Barat, Azerbaijan Timur dan daerah Laut Kaspia. Kerbau ini terdapat di semua daerah di Azerbaijan. Di Georgia dan Armenia, kerbau ini banyak terdapat sampai tahun 1940, tapi setelah itu populasinya jauh berkurang.

Pemeliharaan: Perkandangan berbeda antar daerah. Kerbau Azeri biasanya dilepas bebas pada musim panas dan dipaut pada musim dingin. Di sebagian daerah, kerbau betina yang sedang laktasi dipaut sepanjang tahun. Bobot rata-rata saat kerbau disembelih 300 kg setelah berumur 15 bulan. Hasil karkasnya 50 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 420 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 200-220 hari.
Produksi susu 200-1300 kg.
Lemak susu 6,6 persen.

Produk: Susu, yoghurt, krim segar, keju segar, mentega, es krim, puding nasi, yoghurt kocok, dadih kering, dan minyak samin. Di Iran, harga susu kerbau dua kali lebih tinggi daripada harga susu sapi. Kulit kerbau digunakan di industri kulit. Tahi kerbau digunakan untuk bahan bakar di daerah pedesaan.
Sumber: Latifova, 2000; Turabov, 1991; Turabov, 1997a-b; Naderfard dan Qanemi, 1997; Marmarian, 2000; Qanemi 1998; Borghese, 2005.

3. Kerbau Bangladesh
Jumlah populasi: 5000 ekor.

Deskripsi: Berwarna hitam, bercak putih di kening dan rambut di ujung ekor pada sebagian kerbau Bangladesh. Tanduk berpilin dan pendek. Kerbau Bangladesh yang termasuk jenis kerbau sungai terdapat di daerah Barat Daya Bangladesh. Di daerah-daerah lainnya di negara ini terdapat kerbau rawa atau persilangan dari trah kerbau eksotis, yaitu kerbau Nili-Ravi dan kerbau Murrah.
Sumber: Faruque, 2000.

4. Kerbau Bhadawar
Kerbau Bhadawar merupakan trah kerbau lokal yang lebih baik. Kerbau ini hasil seleksi dari berbagai trah kerbau India. Kerbau Bhadawar dianggap sebagai trah kerbau terbaik di negara bagian Uttar Pradesh.

Jumlah populasi: 30.000 ekor.

Deskripsi: Bulu berwarna coklat kemerahan, jarang, dan berwarna hitam di pangkalnya dan coklat kemerahan di ujungnya. Kadang-kadang bulunya coklat sempurna. Di lehernya terdapat lingkaran berwarna putih yang khas. Rambut di ujung ekor berwarna putih atau hitam-putih. Tanduknya pendek dan tumbuh ke belakang. Tinggi gumba kerbau jantan dewasa 128 cm, dan bobot badan 475 kg. Tinggi gumba kerbau betina dewasa 124 cm, dan berat badan 425 kg.

Distribusi: Kerbau Bhadawar banyak dipelihara di distrik Agra dan Etawa di negara bagian Uttar Pradesh dan di distrik Bhind dan Morena di negara bagian Madhya Pradesh.

Pemeliharaan: Kerbau biasanya dipelihara bersama dengan anaknya. Kerbau ini diperah susunya dua kali sehari. Kerbau Bhadawar diberi berbagai pakan berserat (jerami barley dan gandum, batang jagung, dan ampas tebu). Selain itu, kerbau Bhadawar juga diberi campuran konsentrat. Kalau ada padang rumput, kerbau ini dibiarkan merumput sepanjang hari. Kerbau jenis ini kawin secara alami. Sebagian peternak ada juga yang melakukan perkawinan buatan.

Karakteristik kinerja kerbau Bhadawari sebagaimana tercatat di Lembaga Penelitian Padang Rumput dan Pakan Hijauan India (Indian Grassland
and Fodder Research Institute, IGFRI), Pusat Penelitian Kerbau Jhansi (Jhansi Centre of the Network Project on Buffalo) adalah sebagai berikut (Sethi, 2003):
Bobot badan rata-rata 385,5 kg.
Umur beranak pertama 48,6±0,58 bulan.
Produksi susu pada masa laktasi pertama 305 hari atau kurang 711±25 kg.
Produksi susu pada seluruh masa laktasi 305 hari atau kurang 812±23 kg.
Total produksi susu pada seluruh masa laktasi 781±29 kg.
Lama seluruh masa laktasi 272±4 hari.
Kadar lemak rata-rata 7,2±0,4 sampai 13 persen.
Masa kering rata-rata 297±24 hari.
Masa kawin 179±10 hari.
Jarak beranak 478±11 hari.
Tingkat kematian anak rata-rata (umur 0-3 bulan) 12,15 persen.
Sumber: Alexiev, 1998; FAO, 2003; Sethi, 2003.

5. Kerbau Murrah Bulgaria
Dari tahun 1962 sampai 1990, kerbau Murrah dari India diekspor ke Bulgaria, dan populasi kerbau baru dihasilkan dengan meningkatkan kinerja kerbau lokal.

Jumlah populasi: 14.000 ekor.
Populasi kerbau di Bulgaria jauh berkurang sejak Perang Dunia Kedua sejalan dengan masuknya sapi Holstein dan terjadinya mekanisasi pertanian. Selanjutnya, setelah tahun 1989, swastanisasi menyebabkan koperasi peternakan kerbau gulung tikar. Sektor peternakan swasta terdiri dari usaha-usaha peternakan kecil yang menyulitkan usaha seleksi dan pencatatan ternak kerbau.

Deskripsi: Kerbau Murrah Bulgaria berwarna hitam atau hitam-coklat atau kelabu tua. Bobot badan kerbau jantan dewasa 700 kg. Berat badan kerbau betina dewasa 600 kg.

Distribusi: Seluruh Bulgaria, Rumania dan Amerika Selatan.

Pemeliharaan: Kerbau biasanya dipelihara bersama anaknya. Kerbau Murrah Bulgaria diperah susunya dua kali sehari. Sebagian peternak sekarang sudah menggunakan mesin pemerah susu. Selama musim dingin, kerbau ini ditempatkan di kandang dan diberi pakan berbagai jenis pakan berserat: jerami barley dan gandum dan batang jagung. Selain itu, kerbau ini juga diberi campuran konsentrat, yang kadang-kadang dicampur dengan bubur ubi bit.

Selama musim panas, Kerbau Murrah Bulgaria merumput sepanjang hari di rawa-rawa, dan kerbau kembali ke kandangnya pada malam hari. Kerbau ini umumnya kawin secara alami. Sebagian peternak juga melakukan perkawinan buatan. Di peternakan kerbau milik negara (200-400 kerbau), kerbau dipelihara menurut kondisinya: kerbau dara, kerbau laktasi, kerbau bunting, dan kerbau tak laktasi. Kerbau yang sedang laktasi ditempatkan di kandang tertutup dan dipaut.

Selama musim dingin, kerbau ini dibiarkan keluar beberapa jam di dalam kandang terbuka, dan di musim panas kerbau ini dibiarkan merumput. Kerbau ini selalu diberi campuran konsentrat di samping pemberian pakan berserat. Perkawinan buatan dilakukan pada semua kerbau.

Bobot rata-rata saat disembelih 400 kg setelah berumur 16 bulan. Hasil karkas kerbau ini 50,4 persen. Tingkat pertumbuhan rata-rata 750 g/hari.

Kinerja susu:
Masa laktasi 270-305 hari.
Produksi susu 1800 kg.
Kadar lemak susu 7,04 persen.

Produk: Yoghurt dan hasil sampingan susu. Produk daging olahan sangat penting: segala jenis salami dan sosis, Pastarma, lukanska dan sosis pipih.
Sumber: Peeva dkk., 1991; Peeva, 1996; Alexiev, 1998.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
Bianca Moioli dan Antonio Borghese
Instituto Sperimentale per la Zootecnia
(Lembaga Penelitian Produksi Ternak)
Via Salaria 31, 00016 Monterotondo (Rome), Italy
ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/010/ah847e/ah847e01.pdf

Manfaat Peternakan Kerbau

Dari semua hewan ternak, kerbau Asia paling menjanjikan dan potensial untuk diternakkan. Kerbau sangat kurang diperhatikan di berbagai negara sampai tahun 1974, ketika Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization, FAO) pertama kali menetapkan kerbau sebagai hewan yang paling telantar. Setelah itu, FAO sangat mendukung pengembangan peternakan kerbau dengan memberikan contoh dan inspirasi kepada berbagai organisasi nasional dan internasional dalam pengembangan peternakan kerbau.

Namun demikian, masih banyak pengetahuan dan pemikiran mengenai peternakan kerbau yang terpendam dan tak terpublikasikan. Apa yang oleh Peter Curtis disebut sindrom "kegagalan publikasi" ini menghambat penyebaran pengetahuan dan teknologi perkerbauan.

Kerbau Perah
Produksi susu kerbau di kawasan Asia-Pasifik lebih dari 45 juta ton per tahun, dan 30 juta ton di antaranya dihasilkan di India. Dengan pembiakan selektif, perbaikan manajemen dan pengembangan lebih banyak kerbau perah, produksi susu terus meningkat di seluruh dunia. Produksi susu per ekor kerbau betina sebanyak 3.000 liter per periode laktasi, yang dianggap sebagai tingkat produksi luar biasa 30 tahun lalu, sekarang merupakan hal yang lumrah. Banyak kerbau yang mampu menghasilkan 4.000 liter susu per periode laktasi 300 hari. Dan sebagian kerbau ada yang mampu menghasilkan 5.000 liter susu. Dengan demikian, peningkatan produksi susu kerbau bukan merupakan hal yang mustahil.

Kerbau Murrah, yang tingkat produksi susunya tinggi, merupakan Holstein-Friesia di dunia perkerbauan. Kerbau Murrah dan trah kerbau sungai lainnya bisa saja mampu melampaui tingkat produksi susu sapi perah terbaik (Catatan: produksi susu sapi Holstein Friesia berkisar 7000-8000 liter per periode laktasi). Susu kerbau mengandung dua kali lebih banyak lemak susu dibandingkan dengan susu sapi. Untuk mempertahankan kadar lemak susu pada susu kerbau ini tidak diperlukan pakan konsentrat. Kalau kerbau diberi pakan konsentrat, kadar lemak susu ini meningkat. Kalau kerbau diberi pakan konsentrat secara bebas, kadar lemak susu ini bisa lebih dari 15 persen. Kalau diberi pakan konsentrat lebih banyak lagi, kadar lemak susu ini bisa lebih tinggi lagi. Sebenarnya, kerbau melepaskan lemak yang tak diperlukan ke dalam susunya dan menyimpan hanya sedikit lemak pada jaringan tubuhnya.

Kerbau Pekerja
Kerbau merupakan hewan bertenaga besar dan hemat biaya. Kerbau merupakan hewan yang paling serbaguna dibandingkan dengan semua hewan pekerja lainnya karena beragamnya pekerjaan yang dapat dilakukannya. Semua trah kerbau mampu menghasilkan susu dan daging. Namun demikian, sebagian besar kerbau sekarang digunakan sebagai kerbau pekerja daripada sebagai kerbau perah atau kerbau pedaging. Dari segi ekonomi, kerbau merupakan hewan yang produktif dan efisien, terutama di negara-negara agraris di mana terdapat banyak tenaga kerja dan sedikit motivasi untuk melakukan mekanisasi pertanian.

Kerbau Pedaging
Penelitian dan percobaan belakangan ini telah membuktikan bahwa kalau kerbau diberi pakan yang memadai dan dipelihara untuk disembelih pada usia muda (setelah mencapai bobot hidup 350 sampai 450 kg), akan diperoleh daging yang enak dan bermutu tinggi dengan biaya relatif murah. Karkas kerbau mengandung lebih sedikit lemak, lebih sedikit tulang dan proporsi otot yang lebih besar dibandingkan dengan karkas sapi. Selain itu, karkas kerbau tidak perlu digantung di ruang pendingin yang mahal selama jangka waktu tertentu untuk menjamin "ketermakanan" dagingnya.

Kerbau sangat terkenal dengan kemampuan konversi pakannya, tapi kita belum tahu bagaimana, atau mengapa, atau apakah kemampuan tersebut dapat lebih ditingkatkan. Kerbau muda mampu mencapai pertambahan bobot harian 800 gram tanpa pakan tambahan. Begitu pula, kekuatan kerbau pekerja dewasa tidak dihasilkan dari kadar gizi pakan yang tinggi. Perkawinan silang berkelanjutan antara dua trah kerbau asli India telah menghasilkan trah kerbau Nili-Ravi. Misalnya, kita bisa berusaha mendapatkan perpaduan keunggulan pada kerbau Surti yang cantik dan kerbau Mediterania, atau pada kerbau Murrah dan kerbau Mehsana, atau kerbau Kundi dan kerbau Surti. Di pasar internasional banyak diperdagangkan kerbau pedaging dan semen beku kerbau. Kemungkinan pelonggaran peraturan karantina yang ketat sekarang ini merupakan perkembangan penting yang akan merangsang penelitian reproduksi kerbau dan mendorong gerakan internasional plasma nutfah kerbau.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.indiadairy.com/info_buffalo_milk.html