Thursday, 25 December 2008

Gambaran Umum Sapi Bali

Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng liar. Para ahli meyakini bahwa penjinakan tersebut telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali sehingga sapi jenis ini dinamakan sapi Bali. Sampai saat ini banteng liar tersebut masih dapat ditemukan di kawasan hutan Ujung Kulon Jawa Barat, Ujung Wetan Jawa Timur, dan Taman Nasional Bali Barat.

Sebagai keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk tubuh persis seperti banteng liar. Kaki sapi Bali jantan dan betina berwarna putih dan terdapat telau, yaitu bulu putih di bagian pantat dan bulu hitam di sepanjang punggungnya.

Sebagaimana banteng, sapi Bali tidak berpunuk, badannya montok, dan dadanya dalam. Dibandingkan dengan sapi lain, sapi Bali jantan terkenal lebih agresif. Karena itu, jangan mengenakan pakaian berwarna merah saat mendekati sapi ini agar tidak diserangnya. Walaupun begitu, sapi ini sangat penurut pada orang yang biasa dekat dengannya.

Sapi Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki dan pantat. Berat sapi Bali dewasa berkisar 350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna merah bata kecuali bagian kaki dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar 250 hingga 350 kg.

Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun betina berwarna merah bata. Setelah dewasa kelamin, warna bulu sapi Bali jantan berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon testosteron. Karena itu, bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan berubah menjadi merah bata.

Thursday, 18 December 2008

Gambaran Umum Kambing Boer

Kambing Boer adalah salah satu kambing unggul dan pertama kali dibudidayakan di Afrika Selatan pada tahun 1900-an untuk produksi daging. Nama kambing ini sendiri, Boer, adalah bahasa Belanda yang berarti petani. Kambing Boer umumnya bertubuh putih dan kepala warna coklat. Kambing ini bertubuh lebar, panjang, berkaki pendek, berhidung cembung, dan bertelinga panjang menggantung. Kambing unggul ini terkenal jinak, pertumbuhannya cepat, dan tingkat kesuburannya tinggi. Kambing Boer jantan dewasa berumur 2-3 tahun dapat mencapai bobot antara 110-135 kg, dan kambing Boer betina dewasa antara 90-100 kg. Pertambahan berat tubuh rata-rata 0,02-0,04 kg per hari. Persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40%-50% dari berat tubuhnya.

Kambing Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat. Pundaknya luas dan bagian belakangnya dipenuhi dengan otot yang padat. Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat C) hingga sangat panas (43 derajat C) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Kambing ini juga tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah kambing ini adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, rumput berdaun lebar, dan tanaman semak daripada rumput biasa.

Kambing Boer jantan senang sekali kalau digaruk dan digosok di bagian belakang telinga, punggung dan sisi perutnya. Kambing jenis ini mudah ditangani dengan memegang tanduknya dan juga dapat dilatih dituntun dengan tali. Namun demikian, sebaiknya jangan mendorong bagian depan kepalanya karena mereka akan menjadi agresif.

Kambing Boer jantan tidak mengenal musim kawin. Dengan kata lain, kambing ini bisa kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Baunya yang tajam sangat memikat kambing betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8-10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2-3 tahun) dapat melayani 30 hingga 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Semangat kawin kambing ini berkisar 7-8 tahun.

Kambing Boer betina tumbuh seperti Boer jantan tapi sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Kambing Boer betina juga sangat jinak. Kambing betina dapat dikawinkan pada umur 10-12 bulan. Masa kebuntingan kambing ini 5 bulan dan mampu melahirkan anak tiga kali dalam dua tahun. Betina berumur satu tahun dapat menghasilkan 1-2 anak. Setelah beranak pertama, kambing Boer betina biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat. Kambing Boer betina mempunyai dua hingga empat puting tapi kadang-kadang tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang tidak mengenal musim kawin, kambing ini dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5-8 tahun. Baik kambing Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.