Sunday 13 May 2012

Domba Komposit Sumatera

90% trah domba ternak di dunia adalah domba wol (wool sheep), dan hanya 10% saja domba bulu (hair sheep). Domba wol sangat cocok hidup di daerah beriklim sejuk seperti di luar negeri. Sebaliknya, domba bulu lebih cocok hidup di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.

Sayangnya, trah domba asli Indonesia semuanya merupakan domba wol kasar. Karena itu, mengingat biaya yang sangat mahal jika mendatangkan domba bulu langsung dari luar negeri, cara terbaik untuk mengurangi kadar wol pada domba lokal adalah dengan melakukan perkawinan silang antara domba bulu dengan domba lokal. Salah satu usaha ini dilakukan oleh Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) di Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Usaha lembaga penelitian ini telah menghasilkan trah domba unggul yang dinamakan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih.

Domba Komposit Sumatera atau disebut juga Domba Sungai Putih merupakan domba hasil perkawinan silang antara Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, dengan domba bulu (hair sheep) yang berasal dari luar negeri, yaitu domba St. Croix dan domba Barbados Blackbelly (domba Barbados Perut Hitam). Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih yang dihasilkan dari perkawinan silang ini memperlihatkan pola warna yang beragam: putih, coklat, belang, dan ada juga yang pola warnanya mirip pola warna domba Barbados Perut Hitam.

Komposisi darah Domba Sungai Putih atau Domba Komposit Sumatera adalah 50% Domba Ekor Tipis Sungai Putih, 25% domba St. Croix, dan 25% domba Barbados Perut Hitam.

Keunggulan Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan tropis dan lembab di Indonesia. Selain itu, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih juga mampu terus bereproduksi sepanjang tahun. Domba Sungai Putih juga memperlihatkan laju pertumbuhan yang cukup baik, yaitu lebih 100 gram per hari. Domba Sungai Putih juga menunjukkan jumlah anak sekelahiran (litter size) yang sama dengan Domba Ekor Tipis. Dengan kata lain, Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih merupakan domba prolifik.

Bobot lahir dan bobot sapih rata-rata Domba Komposit Sumatera atau Domba Sungai Putih ini 2,44 dan 12,94 kg. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal Sungai Putih, yaitu 1,79 dan 8,69 kg. Domba Sungai Putih betina umur enam dan sembilan bulan berbobot 19,76 dan 25,14 kg. Ini juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bobot badan Domba Ekor Tipis lokal, yang hanya 14,95 dan 17,50 kg.

Domba Sungai Putih betina umur enam bulan berbobot 17 kg, sedangkan Domba Sungai Putih jantan berbobot 23 kg. Pada umur setahun, Domba Sungai Putih betina mencapai bobot badan 22 kilogram, dan Domba Sungai Putih jantan mampu mencapai bobot hidup 35 kg. Domba Sungai Putih jantan berumur di atas satu tahun mampu mencapai berat badan 48 kg atau lebih. Bobot Domba Sungai Putih jantan ini jelas sudah memenuhi syarat bobot hidup domba yang akan diekspor ke luar negeri.

Selain bobot badannya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal, Domba Komposit Sumatera tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis lokal dalam hal jumlah anak sekelahiran, jarak beranak dan usia kawin pertama.

Rata-rata jumlah anak sekelahiran pada Domba Komposit Sumatera adalah 1,50, jarak beranak 230 hari, dan usia perkawinan pertama 317 hari. Pada umur tiga bulan, skor ketebalan wol pada Domba Komposit Sumatera lebih rendah (7,92) daripada Domba Ekor Tipis lokal (8,45).

Secara keseluruhan, Domba Komposit Sumatera memperlihatkan kinerja produksi yang lebih baik dan ketebalan rambut wol yang lebih rendah daripada Domba Ekor Tipis lokal.

Sumber:
http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:sumatera&catid=14:bibit&Itemid=43

No comments:

Post a Comment