Monday, 25 April 2011

Kambing Sirohi


Dari aspek sosial, kambing telah memberikan jaminan penghasilan bagi para petani kecil kelas bawah, dan terutama para pekerja yang tak punya lahan.

Kambing merupakan ternak berukuran sedang dan makan berbagai macam rumput, gulma, dan semak dan limbah dapur serta menghasilkan susu lebih banyak dengan biaya pakan lebih murah dibandingkan dengan sapi.

Galur kambing yang ternama seperti kambing Jamnapari, kambing Barbari, kambing Beetal, kambing Jakarana, kambing Marwari, dan kambing Benggala Hitam digunakan untuk menghasilkan susu dan daging serta meningkatkan kinerja kambing-kambing tak-unggul di India.

Galur kambing lainnya yang terkenal di India dinamakan kambing Sirohi, yang namanya berasal dari distrik Sirohi di Rajasthan.

Galur kambing Sirohi juga dikenal dengan nama lain seperti Devgarhi, Parbatsari, dan Ajmeri.

Kambing Dwi-guna
Menurut Prof. R.K. Nagda, direktur Livestock Research Station (LRS, Pusat Penelitian Ternak), Universitas Pertanian dan Teknologi Maharana Pratap, Udaipur, Rajasthan, kambing Sirohi merupakan kambing dwi-guna, yaitu kambing yang dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging.

Menurut beliau, kambing Sirohi sangat terkenal dengan pertambahan bobot badannya dan produksi susu yang banyak meskipun dalam kondisi pemeliharaan bermutu rendah.

Kambing Sirohi tahan terhadap berbagai penyakit utama ternak kambing dan mudah menyesuaikan diri dengan kondisi iklim yang berbeda.

Tersebar Luas

Meskipun daerah asal utama kambing Sirohi terletak di perbukitan Aravalli di Rajasthan, kambing Sirohi juga tersebar luas di beberapa negara bagian India lainnya.

Menurut Prof. Nagda, warna bulu kambing Sirohi bervariasi dari coklat muda sampai coklat tua dan kadang-kadang disertai bercak-bercak coklat muda pada badannya. Telinga kambing Sirohi besar dan menggantung. Ekor kambing Sirohi kecil dan melengkung ke atas.

Kambing Sirohi jantan lebih berat dibandingkan dengan kambing Sirohi betina. Kambing Sirohi yang badannya berbentuk kerucut lebih disukai untuk produksi susu, dan kambing Sirohi yang badannya berbentuk silinder lebih disukai untuk produksi daging.

Kambing Sirohi bisa diberi makan di kandang dan bisa juga dilepas ke padang rumput. Kambing Sirohi yang dipelihara di dalam kandang sebaiknya diberi pakan sekitar 3 – 5 kg pakan hijauan setiap hari.

Selain itu, kambing Sirohi harus diberi pakan campuran konsentrat berupa barley dan channa gram ditambah 2 persen campuran mineral dan 1 persen garam dapur.

Kambing Sirohi betina biasanya mulai birahi saat berumur setahun. Perbandingan kambing Sirohi jantan dan betina untuk tujuan pembiakan adalah satu ekor kambing Sirohi jantan untuk 30 ekor kambing Sirohi betina. Kambing Sirohi betina dapat dikawinkan dua kali setahun.

Beranak Banyak
Biasanya, kambing Sirohi jantan dapat melayani 30 hingga 35 kambing Sirohi betina selama satu musim kawin.
Menurut Prof. Nagda, para peternak harus memberikan sekitar 300 gram campuran barley dan channa dhal agar melahirkan lebih banyak anak kambing Sirohi sehat dalam satu kelahiran. Ini dinamakan penggelontoran pakan bergizi tinggi (flushing).

Masa kebuntingan biasanya berlangsung sekitar 150 hari. Lima belas hari sebelum melahirkan, kambing Sirohi betina yang sedang bunting sebaiknya ditempatkan di kandang terpisah dan diberi alas jerami dan disediakan air bersih.

Apabila terjadi kesulitan dalam melahirkan anaknya, bantuan dokter hewan harus segera diberikan. Menurut Prof. Nagda, sekitar 30 – 40 persen kambing Sirohi betina melahirkan anak kembar dua atau tiga. Anak kambing Sirohi biasanya disapih setelah berumur 3 atau 4 bulan. Kambing Sirohi betina diperah dua kali sehari, dan kambing Sirohi betina yang baru pertama kali melahirkan dapat menghasilkan 2 sampai 3 liter susu per hari.

Kambing Tangguh
Meskipun kambing Sirohi ini tangguh dan tahan terhadap berbagai penyakit dan infeksi yang sering dialami ternak kambing, para peternak dianjurkan memberi obat cacing dan vaksin secara berkala kepada kambing Sirohinya untuk mencegah enterotoksaemia dan infeksi mulut dan kuku.

Penerjemah Inggris-Indonesia;
Hipyan

Sumber:

No comments:

Post a Comment