Tuesday 23 August 2011

Teori Pembakaran

Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.

1.     Motor pembakaran luar

Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap.


2.     Motor pembakaran dalam
Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar gas (Daryanto. 2001).
Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan tenaga yang kemudian menimbulkan gerak putar. Bagian-bagian motor dapat dipisahkan menjadi dua yakni bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak. Sistem yang ada pada sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistem pelumasan, dan sistem pendingin. Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4) tak dan motor dua (2) tak. Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau minyak diesel (Daryanto. 2001).
Menurut Jalius jama (1982) yang dimaksud dengan proses pembakaran ialah peristiwa perubahan yang berlangsung mulai dari bahan bakar sampai terjadinya tenaga yang berguna dalam bentuk gerak (tenaga kinetis). Di bawah ini berturut – turut diuraikan beberapa hal yang sangat erat hubungannya dengan proses pembakaran.

a)    Bahan bakar
Bahan bakar yang dipakai untuk kendaraan bermotor adalah bensin dan solar (minyak diesel). Sifatnya mudah menguap dan tidak berwarna, didapatkan dengan mendestilasi minyak mentah. Komposisinya terdiri dari Carbon dan Hidrogen dengan perbandingan kira-kira 85% dan 15% dalam berat.
Bahan bakar ini akan bercampur dengan udara, yang terdiri dari sekitar 23% Oksigen dan 77% Nitrogen. Bila bunga api dinyalakan didalam silinder maka terjadilah pembakaran. Dengan adanya peristiwa pembakaran, maka Hidrogen akan menjadi air (H2O) dengan Oksigen; sedangkan Carbon akan membentuk CO2 dan CO.

b) Perbandingan campuran udara dan bahan bakar
Campuran antara udara dan bahan bakar, haruslah pada perbandingan tertentu, jika kita menginginkan suatu pembakaran yang sempurna. Perbandingan yang baik adalah kira-kira 15 : 1 dalam berat. Artinya 15 Kg udara membutuhkan 1 Kg bahan bakar. Atau dapat juga dikatakan untuk pembakaran 1 cc bahan bakar dibutuhkan lebih kurang 1 m³ udara. Jika ternyata pada waktu pembakaran jumlah udara kurang dari perbandingan tersebut, maka dikatakan campuran tersebut gemuk. Akibatnya, tidak semua carbon terbakar menjadi CO2, tetapi sebagian akan membentuk CO (Carbon monoksida). Pembakaran yang tidak sempurna ini tidak saja menyebabkan kerugian tenaga, tapi juga gas CO sisa pembakaran adalah berbahaya (Jama. J. 1982).

Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan komponen udara yang memerlukan panas awal untuk terjadinya panas yang jauh lebih besar. Panas yang terjadi adalah gas CO2 dan H2O yang sempurna. Contohnya Gas alam (CH4), Asetilin (C2H2), Bensin (C8 H18), Solar (C16H34), dll.
CH4 + O2        --->     CO2  + H2O                             
CH4  + 2O2     ­­­--->      CO2 + 2H2O 

No comments:

Post a Comment