Dari namanya, Brahma, orang mungkin langsung membayangkan kemungkinan hubungan antara sapi jenis ini dengan agama Hindu atau negeri India. Untuk membuktikan apakah bayangan ini benar atau tidak, bagian selanjutnya dari tulisan ini akan membahas sejarah sapi Brahma dan kemudian menguraikan karakteristiknya.
Sapi Brahma merupakan keturunan dari sapi Bos indicus yang berasal dari India. Setelah ratusan tahun menghadapi kekurangan persediaan pakan, hama serangga, parasit, penyakit dan cuaca tropis ekstrim di India, sapi asli India ini mengalami beberapa adaptasi yang luar biasa sehingga mampu bertahan hidup. Sapi ini merupakan "sapi suci India," dan orang Hindu umumnya tidak memakan daging sapi ini, tidak memperbolehkan penyembelihannya, dan tidak menjualnya. Kenyataan ini, ditambah lagi dengan peraturan karantina di Amerika Serikat, menyulitkan usaha mengimpor sapi dari India ke negara ini.
Berawal dari sekitar 266 sapi jantan dan 22 sapi betina dari beberapa jenis Bos indicus (sapi India) yang diimpor ke Amerika Serikat dari tahun 1854 sampai 1926, sekarang sapi Brahma telah mencapai keunggulan adaptivitas lingkungan, umur yang panjang, kemampuan mengasuh anak dan produksi daging yang efisien. Jenis sapi India yang pada mulanya dibawa ke Amerika Serikat tersebut adalah sapi Kankrej atau Gujarat, sapi Nelore atau Ongole, sapi Gir, dan sapi Krishna. Keempat jenis sapi India inilah yang digunakan dalam proses seleksi untuk menghasilkan sapi pedaging unggul jenis baru, sapi Brahma.
Impor sapi India pertama dilakukan pada tahun 1854, ketika petani tebu dan kapas, Richard Barrow dari St. Francisville, Louisiana, diberi hadiah dua ekor sapi jantan oleh Pemerintah Inggris atas jasanya dalam mengajarkan cara produksi kapas dan tebu kepada para pejabat Inggris yang mulai memperkenalkan tanaman ini di kawasan delta India.
Pada tahun 1924, Himpunan Peternak Sapi Brahma Amerika (The American Brahman Breeders Association, ABBA) dibentuk. J.W. Sartwelle dari Houston menjadi sekretaris pertama organisasi ini dan dialah yang mengusulkan nama "Brahma" dan nama ini kemudian dijadikan nama sapi jenis baru tersebut.
Ciri khas sapi Brahma Amerika ini adalah punuk besar di pundak dan gelambir yang menggantung di leher sampai perutnya. Telinga sapi Brahma lebih besar daripada telinga sapi Eropa (Bos taurus). Sapi Brahma jantan bisa mencapai bobot hidup 800 hingga 1.100 kilogram dan berat sapi Brahma betina bisa 500 hingga 700 kilogram. Saat lahir, anak sapi Brahma berbobot 30 to 33 kilogram. Sapi Brahma Amerika dikenal sebagai sapi yang jinak dan cerdas. Sapi ini suka diperhatikan dan bisa jadi sangat jinak. Sapi ini cepat tanggap terhadap perlakuan yang diterimanya, baik atau pun buruk.
Warna sapi ini bisa kelabu, merah, atau kelabu kehitaman. Sapi Brahma jantan berwarna lebih gelap daripada sapi Brahma betina. Pada bagian hidung, ujung telinga, dan kuku sapi Brahma terdapat pigmentasi hitam. Pada dasarnya, sapi Brahma adalah jenis sapi bertanduk, tapi ada juga sebagian sapi Brahma yang tidak bertanduk.
Sapi Brahma betina merupakan induk yang sangat baik, yang memberikan perlindungan dan banyak susu bagi anaknya. Anak sapi Brahma cenderung mencapai berat badan yang tinggi pada masa sapih karena banyaknya susu yang diberikan induknya. Di beberapa negara, khususnya Amerika Selatan, sapi Brahma dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging.Selain itu, dibandingkan dengan sapi Eropa, sapi Brahma lebih tahan terhadap panas. Ketahanan terhadap panas ini dihasilkan berkat rendahnya temperatur internal yang dihasilkan di dalam tubuhnya. Sapi ini memiliki lebih banyak kelenjar keringat dan kulitnya berminyak, berbulu pendek dan tebal. Kulit yang halus berminyak ini diperkirakan berperan mengusir serangga.
Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan
Sumber:
http://www.brahman.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Brahman_(cattle)
http://www.cattle.com/articles/title/Brahman+Cattle.aspx
http://www.ansi.okstate.edu/breeds/
No comments:
Post a Comment