Glick, 44 tahun Yahudi kelahiran Amerika , menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempersiapkan kedatangan Mesiah.Itu bisa jadi besok, tetapi mungkin 100 tahun lagi, atau bahkan 400 tahun.''
Dalam tradisi Yahudi, Mesiah merujuk kepada suatu masa depan Raja Israel, dari garis keturunan Daud, yang akan memerintah bangsa Israel. Dia mengawasi pembuatan peralatan yang akan diperlukan apabila waktunya tiba.dia juga mempersiapkan pakaian khusus bagi para rabbi, tempat khusus untuk kurban persembahan, kemenyan piala, tembaga kapal untuk makanan persembahan, perak untuk anggur dan persembahan anggur.
Persiapan untuk Mesiah datang, Glick sedang sibuk menahan rencana untuk meruntuhkan Masjid Al-Aqsa dan membangun Haikal dugaan (Bait Salomo).
''Kami bermaksud untuk hanya membangun Kubah Batu (kuil di tengah kompleks Al-Aqsa), "kata Glick.Kita mungkin bisa menemukan cara untuk memasukkannya ke dalam rumah suci ketiga.
Untuk ini, orang-orang Yahudi Israel, yang didukung oleh Kristen Evangelis AS, yang mengumpulkan dana untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan membangun Haikal.''Kami mulai memungut dana mulai 100 dolar,''kata Glick.
'Ada 70 juta evangelis Kristen di seluruh dunia, dan kebanyakan dari mereka telah menjadi pendukung terkuat Israel.''
Beberapa pemimpin Gereja telah berulang kali menyatakan bahwa mereka memiliki kewajiban moral dan alkitabiah untuk mendukung dan melindungi Israel. Sebelumnya
Para rabi Israel terus meningkatkan seruannya untuk secepatnya mengotori Masjidil Aqsa, mempercepat munculnya juru selamat dan membangun kuil yang mereka klaim. Sementara itu Gerakan Islam di Palestina 48 mengingatkan akan meletusnya kobaran api yang lebih dahsyat.
Dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Sayap Kanan untuk hak-hak kuil pada hari Ahad lalu di Yerusalem, tokoh agama garis keras Yahudi mengajak orang-orang Yahudi untuk mengunjungi tanah haram Al-Quds bertepatan dengan upaya warga Palestina yang mereka klaim mencoba mengotori lokasi kuil itu.
Konferensi itu dihadiri oleh tokoh agama Yahudi terkemuka dan anggota Knesset seperti Uri Auerbach, Rabbi Yuval Cerlo dan Profesor Hillel Weiss.
Profesor Hillel Weiss, yang dikenal provokatif dalam hal pemukiman, telah menyerukan untuk pembangunan Kuil ke-3 sekarang juga. Weiss mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk ragu-ragu dan merasa enggan.dan pembangunan kuil itu tidak harus dengan pembongkaran Masjidil Aqsha dan Kubah Shakrah.
Sementara Kepala Organisasi Yehuda Glick yang memprakarsai konferensi itu menegaskan bahwa sudah tiba saatnya untuk tidak menyerah kepada 'kekerasan orang Arab'. Ia juga menyerukan orang-orang Yahudi untuk tidak meninggalkan lokasi tanah haram Al-Quds.
Rabbi di pemukiman yang bersebelahan dengan Hebron, Kiryat Arba, menilai bahwa salah satu alasan tidak adanya perdamaian karena kalangan media Israel acuh tak acuh terhadap masalah 'hak untuk mengunjungi Bukit Kuil', yang berada di lokasi tanah haram Al-Aqsa. "Mengembalikan tempat itu demi kedaulatan Israel yang sebenarnya akan mempercepat juru selamat," ujar Arba dengan penuh semangat.
Terkait kondisi itu, surat kabar terbitan Israel, Haaretz, dalam sebuah editorialnya pada Selasa (27/10), menyinggung ihwal bakal ledakan dari 'kawah bukit itu' di tanah haram dan bentrokan beraroma agama. Surat kabar itu juga mengritik yahudisasi Israel di kota itu dan meminta kepolisian agar menahan diri dan menghindari konflik.
Patut dicatat bahwa ada puluhan organisasi Yahudi yang aktif guna membangun kuil rekaan mereka, yang mereka yakini berada tepat di lokasi Aqsha dan Kubah Batu. Organisasi-organisasi itu sangat menikmati dukungan publik yang itdak kecil setelah sebelumnya ide kuil rekaan itu terbatas pada segelintir orang Yahudi. Demikian seperti ditegaskan Yizhar Bar, pengamat kelompok-kelompok Yahudi kepada aljazeera.
Dalam konteks inilah Menteri Minoritas Israel, Avishay Braverman, menuduh kaum sayap kanan Yahudi bertanggung jawab karena telah memprovokasi tindakan dan pernyataan Muslimin.
Braverman mengatakan kepada sebuah siaran Radio Matahari di Nazaret, kaum sayap kanan itu justru telah memperkuat kekuatan 'ekstremis Islam' dan menyebabkan Israel terancam di mana pun di dunia ini. Ia juga mengingat bahwa Al-Aqsa seperti korek api yang dapat memicu kebakaran di wilayah ini, yang tidak akan mampu dipadamkan walaupun oleh seribu rabi.
Di lain pihak, Syekh Kamal Khatib, Wakil Presiden Gerakan Islam Utara, menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah orang yang telah meluncurkan terowongan pertama di bawah Al-Aqsa pada bulan September 1996, dan pada hari ini ia kembali mendapatkan 'kehormatan' sebagai kepala pemerintahan yang meletakkan fondasi batu pertama untuk pembangunan Kuil ke-3 rekaan itu.
No comments:
Post a Comment