Secara garis besar HPI system terdiri dari Injector (5), Control Valve Assembly (4), Pompa Assembly ( 3 )
Injector Assembly ( 5 ) berfungsi untuk mengontrol jumlah fuel yang diinjeksikan dan mengontrol waktu injeksi. Pengontrollan dilakukan oleh jumlah fuel yang melewati orifice (5B), pelaksanaan pengontrolan aliran bahan bakar memerlukan tekanan dari fuel rail dan tekanan timing rail, untuk mengontrol pressure ini dilakukan oleh control valve assembly (4) yang mempunyai 2 pressure sensor dan 2 actuator yang terpasang pada valve assembly. Pengontrolan fuel rail pressure dan timing rail pressure merupakan sejumlah target yang ditentukan. Shut Off valve (4D) digunakan untuk mematikan engine , dan terpasang pada saluran Fuel Rail. Fuel Pump digunakan sebagai dasar pengontrolan bahan bakar, bahan bakar disupply dari tangki (1) melewati filter bahan bakar (2) kemudian dihisap oleh gear pump (3A) dan supplynya dikontrol oleh Valve Assembly (4). Tekanan yang dikeluarkan oleh fuel pump terkontrol sangat baik dengan bukaan sudut Actuator pump (3D).
Fuel Pump terdiri dari Housing Pump (8) Gear Outer (4) Gear Inner ( 5) Check valve (6)Drive shaft (7) dan regulator housing .
Fuel pump berfungsi untuk mensupply fuel melalui regulator housing ke control valve assy yang akan diteruskan ke injector.
INJECTOR
HPI Fuel System Injector mempunyai tiga buah plunger yang bergerak secara individu terdiri dari Lower Plunger ,Timing Plunger dan Upper Plunger.
Semua plunger dilapisi dengan Titanium Nitride untuk menahan keausan dan menjamin pemakaian yang lama.
FUEL INJECTION STROKE.
1.Start Of Metering
Ketika Upper Plunger mulai bergerak keatas
diikuti timing plunger dan lower plunger se-
hingga mulai membuka timing port dan me
tering port. Kemudian fuel mengisi timing
chamber (A) dan metering chamber (B) melalui
orifice,flow dan tekanan diatur oleh timing
dan rail actuator.
2. Completion of timing chamber metering
Kondisi upper plunger masih bergerak keatas
sampai maximum, pengisian masih berlang
sung pada timing dan metering chamber (B) .
3. Completion of Injection matering
Kondisi dimana upper plunger sudah mulai ber
gerak turun, dan menutup saluran timing
chamber dan meteering chamber.
4. Start of Injection
Kondisi dimana plunger mulai menginjeksikan
fuel , sedang metering orifice berhubungan
dengan saluran return (C).5. Completion of Injection
Kondisi dimana lower plunger sudah maximal
Bergerak kebawah sampai lower plunger
contact dengan nozzle seat, dan penyemprotan
bahan bakar berakhir. Saluran metering orifice
berhubungan dengan return (C).
6. Completion of timing chamber spill
Kondisi dimana upper plunger bergerak ke-
bawah sampai saluran timing chamber ber
hubungan dengan spill chamber. Sedang
metering chamber masih berhubungan
dengan return.
No comments:
Post a Comment