Sunday, 5 May 2013

STARTING MOTOR GUIDE


Starting Motor  adalah komponen dalam Sistem Listrik yang terdapat pada alat-alat berat. Komponen ini merupakan bagian dari Sistem Starting yang berfungsi untuk menghidupkan engine, dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis, dimana putaran yang dihasilkan oleh starting motor digunakan untuk memutar engine sampai pembakaran terjadi dalam engine dan bisa untuk memutar engine itu sendiri.

Unit Komatsu menggunakan starting motor dengan output rating (kW) :

1,4kW 3,5kW  4,5kW 5,2kW 7,5kW 11kW 18kW

Starting motor dengan output rating 1,4 kW menggunakan sumber tegangan 12 Volt DC, sementara starting motor dengan output rating yang lain menggunakan sumber tegangan 24 Volt DC.

Starting motor sering rusak terbakar yang disebabkan oleh kesalahan dalam pengoperasian. Hal ini hanya bisa dicegah dengan cara pengoperasian yang tepat, dimana starting motor hanya boleh digunakan untuk memutar engine sebanyak 3 kali dalam satu waktu starting, dengan siklus 30 detik starting motor berputar dan 30 detik tidak berputar (istirahat).

Starting motor type conventional dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan mekanisme proses engagement dan disengagement antara pinion gear (starting motor) dengan ring gear (engine), yaitu : Pinion Shift Type, Armature Shift Type, dan Inertial Type.
Pinion shift type (Electromagnetic shift type) :
-          Proses engagement : pinion ditekan dan bersentuhan dengan ring gear oleh gaya elektromagnet dari magnet.
-          Proses dis-engagement : Saat gaya elektromagnet hilang, pinion bergerak kembali oleh gaya spring.
Armature shift type (Bosch type) :
-          Proses engagement : armature assy bergerak dan bersentuhan dengan ring gear oleh gaya magnetic dari field coil.
-          Proses dis-engagement : Saat gaya magnet dari field coil melemah, armature bergerak kembanli oleh gaya spring.
Inertial type (Bendix type) :
-          Proses engagement : pinion bergerak searah spline karena gaya inersia statis yang dihasilkan saat armature mulai berputar cepat.
-          Proses dis-engagement : Pinion bergerak kembali saat putaran ring gear menjadi lebih cepat dari putaran pinion gear. 




Multi-shaft inscribed type :
Sebuah sun gear terpasang pada armature shaft dan sebuah internal gear terpasang pada pinion shaft.




Multi-shaft circumscribed type :
Sebuah sun gear terpasang pada armature shaft dan sebuah external gear terpasang pada pinion shaft. 


Coaxial type :
Sebuah sun gear terpasang pada armature shaft dan sebuah internal gear terpasang tetap pada gear case, dan sebuah planettary gear terpasang pada pinion shaft. 

OVERRUN CLUTCH
Starting motor berfungsi untuk menghidupkan engine, dimana pengiriman tenaga dari starting motor ke engine harus segera dicegah setelah engine hidup. Bila hal ini tidak terjadi maka starting motor akan mengalami overrun (diputar oleh engine) sehingga rusak, dimana putaran engine saat hidup mencapai 10 kali lebih cepat dari putaran starting motor.

Overrun clutch adalah komponen yang berfungsi untuk mencegah putaran engine (setelah engine hidup) diteruskan ke starting motor. Terdapat 3 tipe overrun clutch, yaitu : Roller Type, Multiple Disc (Plate) Type, dan Dentil Type.

ROLLER TYPE OVERRUN CLUTCH
Roller type overrun clutch terdiri dari sebuah clutch outer dan sebuah pinion. Roller clutch bisa digolongkan menjadi internal type dan external type, tetapi dengan prisip kerja yang sama.



Roller type overrrun clutch menggunakan sebuah roller clutch untuk menggantikan multiple disc clutch. Ada dua tipe roller clutch, yaitu :
1.    Inner roller type
Mempunyai bagian cembung (concave) pada roller bagian dalam.
2.    Outer roller type
Mempunyai bagian cembung (concave) pada roller bagian luar

Saat pinion gear bersentuhan dengan ring gear, clutch outer bergerak berlawanan arah dengan jarum jam akibat gaya putar dari motor. Roller diikat dalam celah antara dinding bagian dalam (berbentuk tapper atau tirus) dari clutch outer dan dinding bagian luar dari inner part pinion, dan berfungsi sebagai wedge. Sehingga pinion berputar dengan arah yang sama.

Pinion akan terputar oleh engine saat terjadi overrunning. Jadi, putaran pinion menjadi lebih cepat dari putaran outer clutch. Roller bergerak searah dengan jarum jam sehingga menekan roller spring, akibat dari hambatan gesek pada dinding bagian luar dari inner part pinion. Jadi, roller dibebaskan dari dinding bagian dalam dari clutch outer dan dinding bgian luar dari bagian dalam pinion. Pada kondisi ini, hanya pinion yang berputar, dan putaran engine tidak diteruskan ke motor.

Roller clutch sebelumnya banyak digunakan pada mesin bensin dan mesin diesel ukuran kecil, yang mempunyai kejutan torque hanya kecil. Sekarang ini, roller clutch digabungkan dengan sebuah peralatan penyangga (shock absorber) sehingga bisa digunkan pada mesin diesel ukuran besar dengan kejutan torque yang besar. Saat pinion bersentuhan dengan ring gear, kejutan torque yang terjadi pada roller clutch diubah menjadi gaya axial oleh sebuah helical spline dan diredam oleh perubahan bentuk pada sebuah disc spring.

MULTIPLE DISC (PLATE) TYPE OVERRUN CLUTCH
Multiple disc (plate) clutch digunakan pada starting motor dengan output rating yang besar.  Tetapi perkembangan dari roller type overrun clutch telah membuat penggunaan multiple clutch berkurang.

Sebuah multiple disc (plate) type overrun clutch meneruskan torque dengan menggunakan gaya gesekan pada clutch yang terbuat dari material yang berbeda. Saat torque yang berlebihan terjadi, clutch dapat mencegah distorsi pada shaft dengan membuat bebas.
Pinion (clutch outer) diputar oleh engine, saat overrrunning terjadi. Jadi, clutch inner bergerak dalam arah yang berlawanan akibat operasi pada spline dari armature shaft. Sehingga, plate menjadi kendur dan bebas.

No comments:

Post a Comment